Selasa, 15 Februari 2011

Monolog Kicau Burung 3


Tuanku yang terhormat,
Aku hanyalah seekor burung
Seekor binatang yang kedudukannya
Tidak lebih tinggi dari rerumputan dan pepohonan
Bergerak sesuai kodrat
Mengikuti hukum alam yang telah digariskan Tuhan
Punya sayap untuk terbang
Suara merdu untuk berkicau
Itu pun hanya takdir Tuhan semata

Sangat berbeda dengan bangsa Tuan
Yangdibekali pikiran dan perasaan
Untuk membangun nilai-nilai budi pekerti

Atas nama budi pekerti yang Tuan miliki
Tuan telah membuat sangkarku jauh lebih indah
Dari sarang yang kubuat
Bergelantungan di atas pohon
Dari jaman ke jaman tidak ada perubahan
Sedangkan sangkar yang  Tuan buat
Dicat warna warni
Ditata dan dihias tangan-tangan pengrajin cekatan
Dengan jeruji-jeruji bambu yang terawat dan rapi

Aku pun tak menyangkal
Makanan yang Tuan sajikan untukku
Sangat mewah dan luarbiasa
Semut merah kesukaanku
Telah Tuan sulap menjadi kroto yang empuk dan renyah
Ulat pohon pisang, belalang dan orong-orong
Menjadi sarapanku setiap hari
Serta Tuan sering mencekokku dengan telur dan madu
Agar aku tetap sehat, kuat dan bersuara merdu

Bahkan Tuan yang memiliki kecerdasan
Telah mampu mengembangbiakkan bangsaku
Tanpa melalui persetubuhan
Dengan merekombinasi DNA, susunan gengen
Yang terletak pada suatu rantai kromosom
Asam dioksiribonukleat yang mengatur aktivitas
Kehidupan segala mahluk di bumi
Tuan telah anggup menciptakan mahluk yang serupa
Baik bentuk, jenis, maupun sifatnya

Padalah bangsa Tuan sendiri tak berani mengembangkan
Bangsa Tuan dengan sistem kloning
Lantaran Tuan takut akan muncul Hitler-Hitler baru
Fir’aun-Firaun baru
Atau mungkin nabi dan rosul baru
Tanpa Tuan bertanya  apakah sistem itu
Ada gunanya buat bangsaku

Tidak ada komentar:

Carilah Yang Kau Butuhkan