Menulis dapat duit?
Kupikir tidak begitu. Menulis bagiku ya menulis. Jadi lain tidak. Harapanku cuma satu, bagaimana agar tulisanku bisa dibaca orang. Sudah. Tidak muluk-muluk.
"Yah, anak-anak minta beli buku. Kemarin ada surat pemberitahuan sekolah. Cicilan uang gedung", sapa istriku membuyarkan obsesiku sebagai penulis.
"Ya", jawabku singkat. Jutaan rupiah terlintas di kepalaku, siapa mau beli tulisan-tulisanku.
1 komentar:
Hmm, gambaran yang pas di jaman yang seperti ini. Saat keyakinan tergerus oleh kebutuhan sehari hari.
Salam hangat...
Posting Komentar