Pernahkah Anda membayangkan kekejaman pada masa penjajahan Belanda?
Melalui pintu pelajaran sejarah, tentu Anda dapat merasakan penderitaan yang terjadi pada zaman itu.
Melalui pintu sejarah kita bisa mendeskripsikan betapa beratnya kerja rodi untuk membangun jalan Anyer – Panarukan.
Melalui pintu sejarah kita dapat memotret tubuh rakyat yang kurus kering karena terus dihisap akibat pemberlakuan culture stelsel.
Tiba-tiba rasa bangga menyelinap dalam hati saat orangtua kita berbicara tentang perjuangan.
Kita busungkan dada kita saat mengenang para pahlawan pemberani seperti Teuku Umar, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Patimura, Hasanudin dan pejuang-pejuang lainnya,.
Betapa heroiknya merreka untuk mempertahankan sejengkal tanah yang dikoyak-moyak imperialis.
Hanya dengan bersenjatakan bambu runcing bisa mengalahkan serdadu belanda yang dilengkapi klewang, meriam dan bedil.
Tetapi pernahkah Anda berpikir bahwa penjajahan itu terjadi karena ada yang menjual negeri ini?
Pertanyaan menggelitik ini tak pernah dicatat sebagai sejarah. Dunia sastra yang mencoba membuka tabir ini hanya dianggap sebagai dunia fiksi. Dunia rekaan imajinasi sang penulis. Ah, sangat disayangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar