Minggu, 02 Oktober 2011

Apa itu Teater?

Teater, Apa itu? Semula aku merasa asing mendengar kata itu. Waktu kecil Aku sering mendengar kata Terter untuk sebutan Gedung Sandiwara Sunda Sinar Muda. Tapi itu bahasa gaul, cuma dimengerti di kalangan preman saja. Yang lain tetap menyebutnya sandiwara. Setelah SMA, aku baru sadar mungkin yang disebut terter oleh preman-preman itu asalnya dari kata teater. Tapi waktu kutanyakan pada mereka, mereka tidak tahu. "Ya, pokoknya terter"' jawab mereka.
Para penonton Sandiwara Sunda Sinar Muda tidak faham asal muasal kata Sandiwara. Tidak tahu kalau kata Sandiwara sudah disebut oleh Sultan Agung, Raja Mataram, dan dipopulerkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan. Tetapi mereka sudah bisa menerka-nerka Sandi artinya kode sedangkan wara artinya berita alias woro-woro; berita  atau woro-woro yang dikodekan = petunjuk melalui perlambangan = petuah/amanat yang disamarkan melalui sebuah pertunjukan.
Teater, Apa itu? Jangankan kita mau menerangkan bahwa sandiwara merupakan bagian dari teater. Teater berasal dari Yunani, asal katanya "Theatron". Teater  bisa berarti tempat pertunjukan, bisa juga sebagai  gagasan yang dipertontonkan, begitu menurut buku yang aku baca. ketika belajar sastra Prancis. Wah, pasti  akan pusing mereka memahami uraian tersebut. Bagi mereka yang ada adalah Drama. Drama itu adalah istilah lain dari kata Sandiwara. Bahkan dengan enak saja mereka mengartikan bahwa Drama adalah bahasa Indonesia, sedangkan Sandiwara bahasa sundanya. Mungkin mereka akan lebih tercengang jika diberitahu bahwa kata drama pun berasal dari  bahasaYunani, yaitu Dramois, artinya "bergerak atau berkehendak melakukan sesuatu". Aristoteles mendefinisikan drama sebagai tiruan dari kehidupan manusia, begitu dalam bukunya yang berjudul Poetique. 
Tapi biarkan saja, sebagai penonton mungkin tidak perlu disodori berbagai macam teori. Yang penting bagaimana mereka bisa menikmati, merasakan dan merenungkan apa-apa yang dilihatnya di atas panggung. Itulah yang disebut dengan apresiasi.

Istilah teater adalah istilah baru bagi mereka, termasuk bagiku juga. Kalau saja aku tak membaca buku-buku tentang teater, mungkin sampai saat ini aku masih menganggap ketoprak, ludruk, sandiwara sunda, longser sebagai drama tradisional, sedangkan teater sebagai drama modern. Sedangkan wayang golek, wayang kulit dan wayang orang, ya wayang, bukan teater. Apalagi menganggap reog, calung, kuda lumping, dan gondang, mungkin aku cukup dengan menyebutnya sebagai kesenian tradisional, bukan teater.

Tidak ada komentar:

Carilah Yang Kau Butuhkan