par Abdoel Azis
Lutung Kasarung termenung bingung. Si Tumang cuma bisa tercengang-cengang. Aneh, Pasti ada yang salah dengan mahluk jejadian. Ah, legenda dan cerita lama tak laku untuk dibaca. Tak perlu ada fabel, para binatang sudah pandai bermain peran
Lutung Kasarung termenung bingung. Si Tumang cuma bisa tercengang-cengang. Aneh, Pasti ada yang salah dengan mahluk jejadian. Ah, legenda dan cerita lama tak laku untuk dibaca. Tak perlu ada fabel, para binatang sudah pandai bermain peran
Aku ksatria, putra Raja Guruminda. Ditenung menjadi lutung sebagai bakti keikhlasan guna menyunting putri cantik Purbasari.Yang dianiaya saudara kandung sendiri, Purbalarang.
Aku, kata Si Tumang. Bapak asli Sangkuriang. Berkorban mengubah wujud menjadi anjing. Agar Putri Dayang Sumbi tak ingkar dari janji. Atas sumpahnya yang suci
Aih... Aih ... Sekarang jaman sudah klewat edan. Para binatang menjelma jadi manusia
Tikus dan kucing duduk dikantor jadi pegawai negeri. Lalat-lalat hijau berkerumun menempati gedung dewan.
Para babi membuat komunitas gentong babi bikin buncit perut sendiri. Kutu loncat berpindah-pindah partai cari selamat. Dan generasi bebek terus mengekor dari belakang. Sementara kambing congek, bodoh, papa dan nista. Sesekali dituduh sebagai teroris kambing hitam.
Aih... Aih...Jaman benar-benar klewat edan. Lebih edan dari yang dilukiskan Ronggowarsito. Harimau, helder, srigala, dan beruang. Berjaga-jaga di pekarangan. Aih... Aih...Pasti ada yang aneh dengan mahluk jejadian.
Aku pun muak meneruskan cerpen ini. Meskipun anjing, babi, srigala, dan raja singa membaca cerpen ini ,tak pungkin mereka mau mengubah diri jadi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar