Sudut pandang atau Point of view dalam sebuah karya prosa, adalah cara bagaimana seorang pengarang menceritakan keberadaan tokoh dalam sebuah peristiwa. Peristiwa dalam sebuah cerita tidak selamanya dilihat dari sudut pandang tokoh utama. Untuk menentukan hal tersebut kita bisa meninjaunya dari siapa yang melihat cerita itu?, atau siapa yang menceritakan cerita itu? Sudut pandang terbagi menjadi; orang I, orang III, atau campuran ( orang I dan orang III ).
Orang I dibagi menjadi;
orang pertama sebagai pelaku utama, orang pertama sebagai partisipan, dan orang pertama sebagai pengamat. Kata ganti yang digunakan adalah ‘saya atau ‘aku, kami, kita’, biasa pula disebut sudut pandang ‘akuan’.
Orang III terbagi menjadi;
orang ketiga serba tahu, dan orang ketiga terarah. Kata ganti yang dapat digunakan adalah, ‘dia, ia, mereka, nama orang, atau kata ganti orang ketiga lainnya’. Sudut pandang ini disebut ‘diaan’
Orang pertama sebagai pelaku utama;
Orang pertama sebagai pelaku utama, menceritakan dirinya sendiri, seakan-akan pengarang sedang menceritakan dirinya dalam karya rekaan. Orang pertama sebagai pelaku utama ini juga merupakan ciri dari karangan autobiografi.
Orang pertama sebagai partisipan;
Tokoh utama hanya mengambil bagian kecil saja dalam peristiwa sebuah cerita. Contohnya, tokoh ‘aku’, atau sang pengarang berbicara sebagai salah seorang dari para pelaku.
Orang pertama sebagai pengamat;
Meskipun tokoh ‘aku’ berada di antara tokoh-tokoh yang lain, tetapi tokoh ‘aku tidak sedang menceritakan dirinya, tokoh ‘aku’ sedang menceritakan perilaku tokoh-tokoh lain yang diamatinya dalam peristiwa sebuah cerita.
Orang ketiga serba tahu;
Sang pengarang melaporkan semua tindak-tanduk perilaku bahkan pikiran dan perasaan tokoh-tokoh dalam sebuah perisriwa sebuah cerita.
Orang ketiga terarah;
Orang ketiga terarah seering disebut juga orang ketiga sebagai pelaku utama. Sudut pandang pengarang terpusat pada satu karakter. Pola penggambarannya sama dengan orang pertama sebagai pelaku utama, hanya untuk orang ketiga ini sudut pandangnya adalah ‘diaan’.
Campuran orang pertama dan orang ketiga;
Baik orang pertama maupun orang ketiga diceritakan secara paralel dalam sebuah peristiwa. Tokoh ‘aku dan tokoh ‘dia’ bisa mempunyai karakter yang sama, atau bertolak belakang.
2 komentar:
Artikelnya baguss...
Sangat membantu.Izin copas !^-^
Kereeen! Kalau sempat main juga ke blog saya Cerita Alister N ya.... Makasih 🙏🙏
Posting Komentar