Aku ingin mencari seorang bocah laki-laki yang tiba-tiba muncul saat makan bersama istriku di sebuah restoran. Dia tidak meminta apalagi mengemis. Hanya memandang tajam setiap suap nasi yang dilesakkan ke mulutku. Naluri istriku cukup cekatan untuk mengusir si bocah itu. Dengan uang seribu membuatnya ngloyor keluar. Tapi wajah bocah tampak tak puas. Persis di pintu dia menengok sinis ke arahku. Menengok masa kecilku. Sebuah reflika kehidupan yang berulang-ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar