6 Fiksi Mini ini pernah ditulis di Sastra Facebook, dan mendapat komentar serta 'like' yang cukup apresiatif.
Apatis
Menetas telor unggas pecah.
Sang induk ingin mematuk botak kepala anaknya. "Percuma kau hidup, hutan
cuma bisa dibaca dalam ensiklopedia", bisiknya. (status 20/11/2011)
Solilokui
Rasanya baru
kemarin dilahirkan. Konyol! Aku terlalu mencintai hidup, sampai lupa pada batas
umur. Tapi semoga anak-anakku, sahabat-sahabatku, atau mungkin para pembenciku
selalu senang menikmati kehadiranku. (status, 5 Des 2011)
Penjahat itu Pejabat
Penjahat itu
dipuja-puja kerna menyuntuni anak-anak yatim. Pengurus panti asuhan
membungkuk-bungkuk berlebihan, nyaris hanya mengiyakan saja semua yang
diucapkan sang penjahat, senyumnya teramat palsu. Dia tidak mau tahu tentang
riwayat sang penjahat yang baru saja keluar penjara. Yang dia peduli, penjahat
itu seorang pejabat, tokoh nomor satu. (status 5 des 2011)
Berita Konyol
Hidung
bupati dientup tawon. Ditulis wartawan masuk koran. Meskipun konyol tak punya
tujuan. Tapi lumayan buat hiburan. Bapak bupati dikira bunga. Menyimpan madu
manis rasanya. Begitu inti berita yang aku baca. Satu minggu setelah itu, beredar
kabar tak sedap. Wartawan hilang mati ditembak.
(status 4 des 2011)
Kado
Esok lusa istriku berulang tahun. Kado apa yang pantas
kuhadiahkan? Di saku baju cuma ada tagihan utang. Lembaran rekening listrik
bulan ini belum dibayar, terselip di saku belakang. Ah, nanti malam aku berdoa
saja, semoga istriku tidak minta apa-apa seperti tahun-tahun sebelumnya.
Balon Gas
Balon gas lepas di tangan, terbang. Anak ingusan merengek nangis minta ganti balon baru. Namun si Ibu tak mampu lagi membeli. Uangnya keburu habis dibuat beli bumbu terasi. Maka dipeluk anak sayang dengan tetes air mata bagai butiran-butiran balon dalam imaji sang anak.
Go to link: http://surpri59.blogspot.com
Balon gas lepas di tangan, terbang. Anak ingusan merengek nangis minta ganti balon baru. Namun si Ibu tak mampu lagi membeli. Uangnya keburu habis dibuat beli bumbu terasi. Maka dipeluk anak sayang dengan tetes air mata bagai butiran-butiran balon dalam imaji sang anak.
Go to link: http://surpri59.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar