AKU lahir di Bandung 5 Desember 1959. Tanpa disadari
mengenal teater sejak dilahirkan. Meskipun hidup di lingkungan
pesantren, dalam keseharianku selalu berinteraksi dengan
dunia kesenian. Di Liogenteng Astana Anyar atau daerah Tegalega Bandung, tempatku menghabiskan masa
kecil dan masa remaja. Di Logenteng ada seorang dalang wayang golek kondang Mama Soehaya namanya.
Dalang yang selalu memberikan pencerahan bagi dalang-dalang muda karena
inovasi-inovasinya. Di samping Pasar Astana Anyar (lama) berdiri Gedung Sandiwara Sunda "Sinar Muda"
yang setiap malam mementaskan lakon-lakon cerita rakyat dan wayang
orang berbahasa Sunda. Di Gang Tegalega ada juga kelompok Sandiwara
Sunda yang dipimpin Ba'un Gozali, tokoh perfilman Indonesia, angkatan 60 sampai 70an. Di ujung Jalan Rasdan berdiri Bioskop Sahati, yang sering memutar film-film Indonesia dan India, koboy dan kungfu. Di Bunderan Tegalega yang diapit Jalan Oto Iskandar Dinata
dan Jalan Astana Anyar, hampir tiap sore sampai malam hari, beberapa
tukang obat melakukan orasi untuk menarik minat pembeli. Di situ juga
sering hadir kelompok kesenian tradisional Longser. Tak terhitung kelompok calung dan gondang yang
sering mendapat tanggapan pada acara perkawinan dan khitanan serta perayaan
tujuh belasan. Namun semua kesenian dan tempat hiburan yang disebutkan
tadi, kini hanya tinggal kenangan, atau mungkin sudah
dilupakan.Tempat-tempat hiburan tadi sudah digerus mahluk kapitalis
yang disebut dengan ekonomicos.
Aku mulai aktif berteater ketika di SMAN 8 Bandung.
Begitu aku mengenal sedikit tentang latihan teater dari Yugo Lelono
pelatih Teater SMAN 4 Bandung, dan Lukmanto dari Teater Remy Silado,
Aku sudah berani mendirikan teater, dan menyutradarai sendiri untuk
Teater Jurusan Bahasa. Karya-karyaku waktu itu berbentuk improvisasi. Selama di
Bandung waktuku dihabiskan untuk menonton pementasan-pementasan teater
di Rumintang Siang dan YPK di Jalan Braga. Untuk dunia genit berkesenian, dia mengubah nama panggungku sebagai Azis Prasara. Nama itu kusandang sampai aku benar-benar berlatih teater di Jakarta tahun 1980 - 1987.
Beruntung Aku bisa bergabung bersama Lab Teater Ketjil yang dibimbing langsung oleh Arifin C. Noer (Alm), dan Embi C. Noer. Berkat mereka, Aku mendirikan Teater Taman IKIP Jakarta tahun 1982. Turut berbagung Sam Mokhtar Chaniago (Dosen Bhs. Indonesia UNJ), Sitok Srengenge (Penyair) dan Madin Tysawan (DKJ urusan teater), serta beberapa anggota yang kini menjadi guru serta pembina teater di Jakarta.
Tahun 1988 Aku hijrah ke Jawa Timur, mendirikan teater-teater
sekolah di Banyuwangi dan Jember. Kini Aku menetap di Jember sebagai guru
dan pembina LabTeater 56 SMAN Kalisat, serta mendirikan Studi Teater
Jember, dengan nama Abdoel Azis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar