LabTeater 56 SMAN Kalisat beruntung karena siswa-siswa bahkan masyarakat di sekitarnya mau menerima suguhan bentuk pertunjukan apa saja, termasuk bentuk pertunjukan apa saja. Mereka sangat apresiatif dan selalu ingin tahu hal-hal baru. Bagi LabTeater 56, kondisi seperti ini benar-benar menjadi tantangan menarik untuk mengasah aktivitas dan kreativitasnya.
Kali ini (2/4/2011), LabTeater 56 memanfaatkan hutan sekolah sebagai panggung tempatnya berkarya. 3 suguhan pertunjukan yang berbicara tentang hutan (Kelakar Duka, Aku, Hutan Tak Lagi Sepi di Malam Hari) disambut baik oleh penonton yang tak kurang dari 500 orang. Semua mata terpana menyaksikan para aktor berekspresi di tanah hutan yang menjadi becek karena guyuran hujan menjelang pementasan.
LabTeater 56 sangat sadar, bahwa penonton-penonton itu sangat dekat dengan hutan. Bukan cuma pencurian kayu, penebangan liar, dan persekongkolan jual beli hasil hutan saja yang mereka pahami, tetapi mereka juga paham dan bahkan mengalami tentang kekerasan-kekerasan yang terjadi di sekitar hutan. Peristiwa pemerkosaan, intimidasi, dan ancaman sering terjadi di tempat itu. Mereka juga sadar akan bahaya banjir di musim hujan, dan kekeringan di musim kemarau. Konsep inilah yang yang diusung LabTeater 56 untuk dijadikan sebagai bahan perenungan melalui simbol-simbol teater nonverbal. Kelakar Duka berbicara tentang penduduk kampung yang mulai ragu untuk mencari ranting-ranting patah karena intimidasi, serta pemerkosaan yang dilakukan orang-orang kuat. AKU puisi karya Chairil Anwar digubah menjadi sebuah berita bencana, sedangkan Hutan Tak Lagi Sepi di Malam Hari adalah gambaran keseharian yang terjadi di hutan pada malam hari; rauangan mesin gergaji pemotong kayu, gedebuk suara pohon tumbang, cericit burung terbang ketakutan, dan tunggang lenggang hewan mau lari entah kemana jadi nyanyian merdu di malam hari.
Dan bagi siswa SMAN Kalisat dan masyarakat, pementasan tersebut menjadi pengalaman baru dalam dunia pertunjukan. Biasanya mereka menyaksikan pertunjukan yang dipentaskan di atas panggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar