Minggu, 26 Juni 2011

Cerpen Singkat dalam Prosa Lirik : Tentang Keadilan


Semua ada bagiannya!
par Abdoel Azis

Satu telur  diiris tipis. Sangat hati-hati agar bisa dibagi menjadi empat pasi. Aku dan ketiga saudaraku menanti cemas, khawatir irisan  tak sama. Tak heran saat kami menerima bagian, masih saja saling melirik curiga, menimbang ukuran besar kuning dan putih telur  yang sudah ibu letakkan di piring masing-masing. 
Sudahlah, kata ibu. Tak usah dipertengkarkan. Barangkali bagian itulah yang terbaik menurut Tuhan. Bukan besar atau kecil yang menjadi ukuran. Tetapi keberkahan untuk menerima apa adanya yang membuat makanan itu menjadi darah daging  bermanfaat di tubuh kita. Begitulah cara ibu menanamkan keadilan kepada kami.
Serakah hanya bikin rusuh, kata ibu. Egois, cikal bakal pertengkaran dan permusuhan. Mengapa harus cemburu dan iri hati pada orang lain. Rizki datang Tuhan yang mengatur. Ibu cuma bisa berusaha berbuat adil,  membagi sama setiap bagian masing-masing. Apa kalian sudah tak percaya lagi kepada ibu? Tanya ibu begitu menusuk.
Ah ... 
Kini kami telah menjadi. Kakak sulungku jenderal berbintang satu. Kedua kakakku yang lain pengusaha dan anggota dewan. Aku sendiri guru sekolah dasar di sebuah desa.
Kok bisa? Tanya teman-temanku yang tak percaya pada bagian masing-masing. Yang tak percaya pada hakikat guru berhati mulya.Yang menganggap guru lebih rendah dibanding jenderal pengusaha dan anggota dewan. Yang... ah...
Ukuran kalian hidup adalah perut dan kedudukan, jawabku menyinggung. Aku tersenyum, mengenang telur satu dibagi empat. Mengenang pahit zaman itu. Zaman rakyat mengantri minyak dan beras di kelurahan. Zaman coup d’etat, kata orang. Zaman bahan makanan dibuang ke laut agar rakyat terus merasa lapar dan berontak sebagai proletar, kata orang.

Tidak ada komentar:

Carilah Yang Kau Butuhkan