Jumat, 17 Juni 2011

Ulasan Foto: BAJAKAN karya Riska

karya Riska dalam pameran fotografi Wajah Indonesia UKM Kesenian Universitas Jember

Penjual CD Bajakan par Abdoel Azis

Titik Puspa pernah menangis di hadapan para anggota Dewan perwakilan Rakyat, menyatakan keperihatinannya atas perlindungan Hak Cipta. Betapa tidak. Sang seniman harus berpikir keras untuk menciptakan sesuatu yang brilyan, yang mampu diakui manusia sebagai karya seni. Mungkin para seniman tak pernah berpikir berapa hasil yang akan mereka raup dari setiap karya seninya. Tetapi ketika karyanya dibajak begitu saja, tanpa ada konfirmasi, dan hanya menguntungkan para cukong nakal yang tak mau membayar sang pencipta. Tentu saja Titik Puspa dan kawan-kawan marah, karena hukum tentang perlindungan hak cipta di Indonesia sangat lemah, bahkan ada kesan menyepelekan persoalan.

Sedangkan para cukong tahu, sebagian besar masyarakat Indonesia tidak akan mampu membeli kepingan CD yang asli. Tingkat pendapatan mereka sangat rendah. Ini kesempatan. Membajak karya orang lain, selama tidak mengubah nama penciptanya, mereka pikir di Indonesia itu biasa.
Lalu bagaimana dengan Parjo, penjual CD bajakan yang setiap hari mangkal di trotoir pinggir Pasar Tanjung.? Puluhan kios berderet menawarkan CD yang sedang booming dengan perangkat VCD, televisi 14 inc, dan speaker yang teramat memekakan telinga. Salahkah Parjo dan kawan-kawan meskipun alasan perut? Tentu saja hukum tidak akan berpihak kepada siapa pun. Salah adalah salah. Benar adalah benar. 
Tetapi tentu saja ada yang salah. Yang salah adalah 'Kesejahteran dan keadilan belum belum menjadi prioritas utama di negeri ini'. Masih sebatas cita-cita.

Ah, alangkah cerdas Riska membidik kios CD Bajakan. Sebuah televisi kecil yang sedang on. Deretan CD dipajang di rak, dan seorang penjual  yang entah sedang membaca sms, bermain game, memilih ring tone,  mengupload lagu, atau menghitung omzet penjualan. Alangkah lugu dan miskinnya penjual itu. Dan Paijo tidak akan menjajakan CD Bajakan jika kesejahteraan sudah tercukupi di negeri ini.



Tidak ada komentar:

Carilah Yang Kau Butuhkan