sebuah Esai dari Prosa Lirik
Orang-orang suku pedalaman
seringkali terheran-heran, mengapa jarak menuju kota menjadi sedemikian
dekat. Dulu
kami harus menempuh sampai 3 sampai 4 hari menuju pasar besar, menerobos hutan rimba dan
berjaga-jaga dari sergapan binatang buas. Kini tidak sampai 1 hari hari kami
sudah tiba di kota, dan tidak pernah menemukan harimau atau srigala lagi,"
cerita mereka.
Rupanya mereka masih belum tahu kalau hutan sudah digundul untuk kepentingan
perluasan kota. Mereka juga tidak tahu kalau harimau dan srigala sudah terus
diburu, pikirku. Dan yang paling mengenaskan kurang dari 1 tahun lagi mereka
harus meninggalkan tempat yang mereka diami, karena tanah itu sudah dibeli
perusahaan perkebunan kelapa sawit. Entah, mereka akan tinggal di mana? Mereka
tak pernah punya surat hak milik tanah yang mereka diami sejak ribuan tahun yang
lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar